Catatan Ibadah ke-1 Minggu 4 Mei 2025
Ketika melayani di gereja Singapura, pak
Isaac sering berjalan melewati pusat perbelanjaan di orchard road.
Dulu pohon-pohon di sana belum sebesar sekarang. Suatu hari ketika melewati
jalanan tersebut, dia melihat suasana orchard road seperti habis perang.
Lantas dia mendengar berita di radio bahwa semalam ada badai. Nah, pohon-pohon
di sana tumbang karena badai.
Yesaya 54:2 (TB) Lapangkanlah
tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah
menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh
patok-patokmu!
Untuk menjadi kuat, kita harus:
1. Memperbesar Visi kita.
Efesus 3:20 (TB) Bagi
Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau
pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita,
Tuhan kita sangat kuat dan Dia sanggup
melakukan banyak hal. Dia pun ingin bekerja melalui kita. Jadi, milikilah visi
yang besar.
2. Memperkuat Pondasi kita.
Kolose 2:7 (TB) Hendaklah
kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah
teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah
dengan syukur.
Dulu pak Isaac juga berada di dunia
militer, seperti para taruna yang hadir di gereja. Mungkin sekarang membangun
tenda hanya perlu beberapa tahap. 1, 2, 3 lalu tendanya jadi. Namun, dulu
semasa dia berada di militer, membangun tenda membutuhkan waktu lama.
Patok-patok tenda harus kokoh agar tenda kuat dan tidak mudah bergeser.
(Ah, patoknya sudah kokoh, tetapi bagaimana jika kain tendanya bocor alus di tengah hujan deras...? Dingin-dingin menggigil sih... wkwwkw... Oke, ini berarti harus komprehensif, red.)
Jika pondasinya kokoh, kita tidak mudah
ditumbangkan oleh badai atau masalah.
3. Mengembangkan Diri melewati Batasan
kita. Untuk melakukan hal ini, kita harus mengalami
pembaruan pikiran sehingga kita tidak menuruti keinginan dunia, tetapi kehendak
Allah.
Roma 12:2 (TB) Janganlah
kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik,
yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Suatu hari ada ketua usher meminta waktu dua menit untuk bersaksi kepada pak Isaac tentang peristiwa yang terjadi beberapa waktu sebelumnya. Saat itu dia bertugas di bagian belakang lalu dia melihat istrinya maju terburu-buru ke depan (altar call) hingga mendesak beberapa orang. Istrinya terlihat meminta pak Isaac mendoakannya, tetapi dia tidak paham karena setahunya keluarga mereka tidak memerlukan hal-hal mendesak. Lantas setelah istrinya kembali ke tempatnya, usher itu bertanya kepadanya.
Istrinya menjelaskan bahwa dia menerima telepon dari keponakannya. Dia mendapat kabar bahwa dokter mau mengeluarkan bayi keponakannya yang mati di dalam kandungan. Tante itu berkata kepada keponakannya, "Jangan biarkan dokter menyentuhmu. Saat ini Tante ada di gereja dan kita akan berdoa bersama."
Itu sebabnya tante itu buru-buru altar
call. Setelah itu tante ditelepon lagi oleh keponakannya. Dia berkata,
"Tante pasti tidak percaya. Bayiku yang dinyatakan meninggal, sekarang
hidup, Tante." Haleluya... Tuhan membuat bayi yang mati menjadi hidup
kembali.
Kemudian pada kesempatan lain ada dua orang
yang maju altar call. Seorang ibu menggandeng tangan seorang pria lalu
berkata kepada pak Isaac, "Ini saudara saya." Pak Isaac bisa melihat
bahwa pria itu buta. Lalu ibu itu menjelaskan bahwa dia mengalami penurunan
penglihatan hingga menjadi buta. Ibu itu pun mulai mengalami hal yang sama. Penglihatannya
mulai berkurang dan akan menurun perlahan-lahan.
Lantas ibu itu meminta pak Isaac mendoakan
saudaranya. Ketika didoakan, saudaranya bisa melihat lagi dan ibu itu juga
merasakan penglihatannya terang lagi. Seketika bapak itu meloncat gembira dan
berlari ke luar gereja untuk memastikan kesembuhannya. Sebelumnya dia tidak
bisa melihat ketika berada di luar gereja. Untuk masuk ke mobil, dia pun harus
dibantu. Namun, setelah dia keluar gereja, dia berteriak, "Saya bisa
melihat".
Tuhan bukan hanya memulihkan mereka. Namun,
Dia juga mematahkan kutuk keturunan di dalam keluarga tersebut. Tuhan masih
mengadakan mujizat yang luar biasa.
TAK PERNAH HABIS AIR MATAKU (Gaby Bettay)
Apa yang telah kulihat membuat hidupku mengerti rancangan kebaikan-Mu Tuhan
di dalam hidupku.
Saat aku berjalan dalam rencana-Mu Tuhan, Kau mengajariku untuk mengerti
kehendak-Mu Tuhan.
Tak pernah habis air mataku melihat kebaikan-Mu Bapa. Aku percaya Kau
memulihkanku di dalam hidupku.
Tak pernah habis air mataku melihat kebaikan-Mu Tuhan. Aku percaya saat Kau
bertindak, mujizat-Mu nyata.
0 komentar:
Post a Comment