Sunday, June 29, 2025

Percaya akan Dusta

Keluarga Kuat di Era AI
Catatan Ibadah ke-1 Minggu 29 Juni 2025

"Jangan urus dosa orang lain. Uruslah dosamu sendiri." Ada pria Kristen berkata demikian. Apa ini benar? Apa dia benar-benar Kristen? Jika orang Kristen suka melanggar peraturan dan berdusta, apa dia termasuk orang beriman?

Matius 5:13 (TB) "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Seharusnya orang Kristen seperti garam yang berusaha mencegah kebusukan. Namun, jika ada orang Kristen yang mengabaikan kebusukan dan justru ingin bertekun di dalam kebusukan pula, tidaklah mengherankan ketika kita melihat dia diinjak-injak orang alias tidak dipercaya oleh banyak orang. Namun, tentu saja masih ada orang yang mau mempercayainya, yaitu sesama pendusta. Pendusta lain akan memanfaatkan dia demi kepentingan pribadinya pula.

Beberapa bulan lalu aku mempelajari cara mendeteksi kebohongan dengan membaca ekspresi mikro seseorang. Namun, para pelaku kebohongan juga pasti tertarik untuk mempelajarinya agar kebohongan mereka tidak terbongkar. Maka, dengan sendirinya ilmu seperti ini akan selalu berkembang.

Beberapa hari lalu aku pun ribut-ribut dengan seorang pendusta Budha, tetapi dia tetap menyangkal dustanya. Padahal, beberapa orang sudah melihat dengan jelas bahwa perkataannya dibolak-balik sampai hangus alias makin tidak jelas kebenarannya.

Namun, di tengah kekesalanku terhadapnya, aku bermimpi dipanggil olehnya. Lalu aku masuk ke dalam ruang kantor kecilnya. Ketika melihatku, dia langsung bangkit dari kursinya dan mengambil tiga buah roti di salah satu kardus yang ada di dekat dinding. Lantas dia memberikan ketiga roti itu kepadaku.

Tak lama berselang masuklah seorang wanita muda. Dia mendatangiku dan kuberikan salah satu rotiku kepadanya. Pria itu berdiri memperhatikanku dan seperti bersiap untuk mengambil roti lagi. Namun, dia mengurungkan niatnya ketika melihatku masih memegang dua buah roti. Sementara itu, wanita tadi telah pergi sambil membawa sepotong roti pemberianku dan menutup pintu ruangan.

Aku pun duduk di seberang mejanya sambil mengigit salah satu roti. Aku siap mendengarkan perkataannya. Dia pun ikut duduk di depanku sehingga kami saling berhadapan. Namun, sebelum dia sempat mengucapkan satu huruf pun, aku keluar dari alam mimpi… xixixi…

Mazmur 23:5a (TB) Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku;

Siapa lawanku? Tentu saja bapanya segala dusta yang merasuki orang itu. Beberapa hari kemudian aku teringat perkataan pakar ekspresi mikro. Katanya, "kebohongan merupakan bagian dari desepsi, yaitu suatu tindakan atau pernyataan yang dimaksudkan untuk membuat orang lain percaya tentang sesuatu yang tidak benar. Jadi, kebohongan baru terjadi jika kita mempercayai tindakan atau pernyataan tersebut."

Nah, karena dari awal aku tidak mempercayai orang asing tersebut, tentu saja kebohongan belum terjadi. Jadi, untuk apa aku kesal kepadanya? Justru kebohongan terjadi jika dia berpikir bahwa aku mempercayainya... wkwwkw... Maka, aku berkata kepadanya, "Sesungguhnya orang yang paling menyakiti kita adalah orang terdekat kita, bukan orang asing. Jika aku bisa memaafkan orang terdekatku atas perkataannya yang menyakitkan, tentu tidak sulit untuk memaafkanmu." (Ini karena kamu orang asing bagiku... ku tak tahu kamu siapa dan mana yang benar tentangmu.)

Namun, aku sungguh tidak mengerti jalan pikirannya. Dia terkesan suka membela para pembohong dan orang-orang yang mau merugikan dirinya, tetapi bersikap tak peduli kepada orang-orang yang ingin menegakkan kebenaran dan keadilan.

Aku hanya bisa bertanya kepada AI, "Mengapa ada orang yang suka mendukung orang-orang tidak baik dan tidak suka mendukung orang-orang baik?" Secara singkat, jawaban AI seperti ini, "Mungkin karena iri (dia tidak bisa menjadi orang baik) atau perbedaan nilai."

Ya, menurutku sih karena perbedaan nilai. Namun, jawaban Tuhan hari ini sepertinya jauh lebih tepat. Orang yang tidak suka kebenaran, pada akhirnya akan dihukum untuk mempercayai dusta hingga ikut tersesat bersama para pendusta.

2 Tesalonika 2:11-12 (TB) Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.

TERIMA KASIH ALLAHKU (White Dove)
Waktu kutidur di malam hari, Sepanjang malam Kau menjagaku. Kau Allah yang tak pernah tertidur. Kau Allah yang selalu setia.
Saat kubangun di pagi hari, Kau telah siapkan berkat untukku. Kau memberkati waktu kutidur. Kau Allah yang selalu setia.
Reff: Terima kasih Allahku. Kau masih b'rikanku nafas-Mu. Terima kasih Allahku. Kau masih b'rikanku kehidupan. Terima kasih buat hari yang indah.
Kau Allah yang selalu kupuja. Kau Allah yang s'lalu kubanggakan. Kau Allah yang tak pernah berdusta. Kau Allah tak pernah tinggalkanku.

Kata-kata Dusta

0 komentar:

Post a Comment