Catatan
Ibadah ke-1 Minggu 05 Mei 2019
Targetkan kesetiaan? Setia? Setia itu setiap tikungan
ada... ada godaannya atau tantangannya... hehehe... Enak nich jika Bapa di
surga memintaku tidak melibatkan diri ke dalam masalah orang lain. Setuju
sekali. Enak, tinggal duduk-duduk menanti tiket pulang ke surga... hahaha...
Namun, bagaimana jika ada orang-orang yang menarik-narik kita untuk terlibat
dalam masalah mereka? Langsung menolaknya? Masa tega?
Tadi pagi di dekat tikungan pintu gerbang area gereja tak sengaja aku
berjumpa dengan dua orang nenek dan satu ibu. Salah satu nenek bisa berjalan
sendiri dengan cepat dan ibu itu juga bisa berjalan cepat. Kata orang: "Jika mau berjalan cepat, berjalanlah
sendiri. Jika mau berjalan jauh, berjalanlah bersama-sama." Nah,
ketika aku mau berjalan cepat seperti mereka, tiba-tiba nenek yang masih di
belakangku berkata: "Nik, nanti ke
atasnya sama-sama ya..."
Aaaa... alamat berjalan lambat nich karena kaki nenek itu sedang sakit.
Sebenarnya mau menolaknya, tetapi tidak tega karena kadang kala wanita tuh
mengedepankan perasaan dan mikirnya belakangan... wkwkww... Jadi, ya terpaksa
kuperlambat langkahku lalu bantuin dia naik tangga. Aduh, kenapa aku yang
dipilihnya? Mengapa bukan ibu tadi atau yang seusia dengan dia?
Dulu sebelum ada alat transportasi online aku sudah terbiasa berjalan
cukup jauh ke tempat tujuan tertentu karena angkutan umum konvensional tidak
langsung mengantar kita tepat di depan pintu masuk gedung. Nah, agar cepat
sampai, aku ya berjalan cepat, terutama jika sudah nyaris terlambat. Maka, tempat
yang jauh akan terasa dekat. Namun, kali ini tempat yang dekat justru terasa
amat jauh karena harus berjalan lambat-lambat. SABARRRRR...
Lantas aku pun teringat khotbah ko Judi tentang ilustrasi membawa galon di belakang nenek. Hahaha... setidaknya aku hanya perlu membawa diri dan bukan
membawa galon air. Oh, andaikata aku kuat membawa-bawa galon, mungkin aku juga akan kuat
menggendong nenek itu sehingga tidak perlu berjalan lambat-lambat untuk
mengiringi langkahnya... wkwwkww... Namun, hanya Tuhan yang benar-benar kuat
menggendong kita terus menerus. Jadi, jangan ada yang minta kugendong ya...
minta digendong Tuhan saja karena Dia yang sudah berjanji... xixixixi...
Yesaya 46:4 Sampai masa tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu.
0 komentar:
Post a Comment