Renungan Hari ke-16 dari buku 'Purpose Driven Life' ~ Rick Warren (Untuk Apa Aku Ada di Dunia Ini)
Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Galatia 5:14)
Bagaimanakah aku dapat mulai memperlakukan orang percaya lainnya sebagai anggota keluargaku sendiri?
Lirik Lagu 'Bahasa Cinta'
(http://youtu.be/n_jU9g6S3PE)
Reff:
Ajarilah kami bahasa cinta-Mu agar kami Dekat pada-Mu
ya Tuhanku.
Ajarilah kami bahasa cinta-Mu agar kami Dekat pada-Mu.
Andaikan aku lakukan yang luhur mulia, Jika tanpa
kasih cinta hampa tak berguna. ---Reff
Andaikan aku pahami bahasa semua, Hanyalah bahasa
cinta kunci tiap hati. ---Reff
Cinta itu lemah lembut, sabar, sederhana. Cinta
itu murah hati, rela menderita. ---Reff
Andaikan aku dermakan segala milikku, Tapi
hanyalah cintaku sanggup membahagiakan. ---Reff
Tak Kenal maka Tak Sayang: Mulai Kenalan
Dulu Yuuk :)
Beberapa minggu setelah dibaptis aku berkenalan dengan Nico - saudara
seiman yang beda rumah. Saat itu dia belum mengetahui agamaku tetapi dengan
yakinnya dia bertanya: "Ce, kamu ikut gereja mana?" Lalu
aku sedikit bergumul di dalam hati: "Enaknya jawab apa ya? Aku emang sudah dibaptis di
gereja tapi sertifikat baptis 'kan belum keluar. Enaknya jawab sesuai KTP dulu
atau sesuai fakta yang ada?"
Akhirnya kuputuskan untuk bicara sesuai fakta: "mmm...di GMS tapi aku masih baru
baptis beberapa minggu lalu." Eh, ternyata dia masih tanya
lagi: "Kok
isa dibaptis ce? Ya apa ceritaè?"
Aku langsung berpikir: "Waduuuh...ceritanya 'kan panjang dan aku kurang
suka bicara panjang lebar terutama kepada orang yang baru kukenal. Cerita nggak
ya?"
Lalu aku teringat pada doa kelepasan saat pelajaran pra-baptis 27 April
2014. Saat itu di dalam salah satu doanya bu Majid mendoakanku agar berani
menyatakan kebenaran. Maka, setelah berpikir sejenak kuberanikan diriku
bercerita tentang keajaiban-keajaiban yang membuatku dibaptis. Lantas aku mulai
bercerita tentang:
- Keajaiban Lagu 'Terima Kasih Tuhan'
- Keajaiban Lagu 'Mujizat itu Nyata'
- 3...2..1. Mujizat itu Semakin Nyata
- Kegenapan Lagu ‘Mujizat itu Nyata’
Setelah mendengar ceritaku dia berkata: "Kalau dapat lagu-lagu, mungkin Tuhan ingin cece
menyembah. Mungkin cece diminta menjadi full timer gereja. Nti kasih kesaksian
ya ce?" Seketika itu juga di dalam pikiranku langsung terlintas
diriku sedang bersaksi di depan banyak orang sehingga buru-buru kujawab: “Nggak lha.”
Lalu aku segera mengalihkan topik pembicaraan ke arah dirinya: "Kalau
kamu, gimana ceritanya bisa dibaptis?" Lantas dia pun menceritakan
kisahnya tetapi tidaklah sedramatis kisahku J.
Berawal dari perbincangan tersebut aku seolah-olah mendapatkan dorongan kuat dari sosok tak terlihat untuk mulai menulis kesaksian hidupku. Di sisi lain, perbincangan itu juga menimbulkan sedikit kecemasan di hati: "Full timer gereja??? Bersaksi di gereja? Aku tidak mau, Tuhan. Tidak bolehkah aku mempunyai keinginanku sendiri? Oh..., tentunya Kau tidak ingin aku jadi robot."
Lantas seminggu kemudian aku menghadiri pertemuan keluarga Allah lagi. Pada
malam ini seorang bapa rohani berkata: "Kami telah memiliki banyak full timer
gereja dan kami tidak membutuhkan full timer gereja lagi. Namun, Tuhan sangat
membutuhkan banyak full timer Kristiani. Jadi, setiap orang Kristen jangan
hanya hidup Kristen di gereja tapi hiduplah secara Kristen setiap saat."
Seketika itu juga aku merasa lega: "Ah... Syukurlah. Puji Tuhan. Jika Tuhan tidak
memaksaku menjadi full timer gereja, tentu tak seorang pun dapat
memaksaku..hehehe... Senang mendengarnya. Damailah hatiku. J"
Rasanya saat itu juga aku ingin segera menemui Nico dan berkata padanya
sambil tersenyum lebar: "Hei Nic, tampaknya kamu salah. Bapa tidak memintaku
menjadi full timer gereja kok. Bapa hanya memintaku menjadi full timer
Kristiani... sama sepertimu dan sama seperti yang Dia minta kepada setiap orang
Kristen lainnya...hahaha..." Namun, pada akhirnya aku tidak
jadi menegurnya karena ada sesuatu di dalam diriku yang menahanku bicara hingga
tergoreslah cerita ini. :)
0 komentar:
Post a Comment